Beranda | Artikel
Renungkan Jika Ini Ramadan Terakhir Anda Syaikh Shalih al-Ushaimi #NasehatUlama
Minggu, 16 April 2023

Dia berkata, “Adakah nasihat
berkenaan dengan datangnya sepuluh hari terakhir bulan Ramadan?”

Nasihat untuk diri saya dan Anda,
hendaknya kita sungguh-sungguh berdoa
agar Allah Memberi kita taufik untuk beramal saleh di dalamnya,

karena tidak ada jalan untuk melakukan ketaatan-ketaatan ini,
kecuali dengan memohon pertolongan kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā.

Oleh karena itu, sepatutnya di antara doa dari masing-masing kita
adalah memohon Tuhannya agar Menolongnya melakukan ketaatan di malam tersebut,

di samping bersungguh-sungguh mengupayakan sebab-sebabnya,
serta memohon kepada Allah keistikamahan
dan tambahan kebaikan di malam tersebut.

Sungguh, jika sudah tertanam dalam diri seseorang
bahwa dalam sepuluh hari tersebut ada sebuah malam yang agung,
yakni Lailatul Qadar yang telah Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Firmankan (yang artinya),

“Sesungguhnya Kami telah Menurunkannya (al-Qur’an) pada Lailatul Qadar,
dan tahukah kamu apakah Malam Kemuliaan itu?
Malam Kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1 – 3)

Artinya bahwa ibadah di malam tersebut lebih baik daripada ibadah selama seribu tahun
yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya.

Kemudian, dia menyadari bahwa dia tidak tahu kapan umurnya berakhir
dan barangkali dia tidak berjumpa dengan bulan ini kecuali di tahun ini saja,
lalu Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Mencabut nyawanya.

Jika ini sudah tertanam dalam hatinya, niscaya ini menjadi motivasi terbesar yang mendorongnya untuk beramal saleh dalam sepuluh malam terakhir ini.

Hendaknya hal ini menjadi motivasi terbesar yang mendorong Anda
bersemangat dalam kesungguhan beramal di sepuluh malam ini,
dengan harapan Anda mendapatkan Lailatul Qadar ini,

yang mana Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam sendiri bersungguh-sungguh mencarinya
dan berwasiat kepada para Sahabat beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam untuk mencarinya,

dan menjelaskan keutamaannya dengan sabda beliau,
sebagaimana tersebut dalam Shahihain dari hadis Abu Hurairah—semoga Allah Meridainya—

“Barang siapa salat saat Lailatul Qadar,
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Jika seseorang diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
dengan salat di satu malam di antara sepuluh malam ini,
sungguh ini adalah sebesar-besarnya ganimah yang diperoleh tanpa susah payah,

di mana Anda hanya bersungguh-sungguh beramal di sepuluh malam ini,
lalu Anda mendapatkan satu malam,
yang kemudian dosa-dosa Anda yang telah lalu diampuni.

Jadi, keburukan-keburukan di masa lalu yang telah Anda lakukan
terhadap diri Anda atau terhadap orang lain secara umum
hilang seluruhnya! Jika Anda salat bertepatan dengan Lailatul Qadar,
lalu Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Menerimanya dari Anda.

Ketika hati sudah memahami gambaran ini,
dan mengingat-ingat ganjaran ini,
serta mengerti bahwa ajal tidak diketahui waktunya,

dan bahwa seseorang akan kembali kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā,
niscaya dia akan mengerti bahwa tekadnya adalah bersungguh-sungguh beramal saleh.

Aku memohon kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā agar Menolong kita beramal saleh,
dan Mengizinkan kita mendapatkan Lailatul Qadar
dan ampunan dosa di malam tersebut.

Sebagai tambahan nasihat, perlu diperhatikan
bahwa seseorang tidak perlu mengikuti informasi tentang mimpi-mimpi
yang menyebutkan bahwa tahun ini
Lailatul Qadar terjadi pada tanggal kesekian atau kesekian.

Mimpi-mimpi semacam ini tidak bisa dijadikan rujukan,
kecuali setelah selesainya sepuluh malam ini,
sekadar untuk melegakan dan menggembirakan diri.

Adapun jika menjadi dasar untuk beramal,
maka ini bertentangan dengan perintah syariat,
karena mimpi adalah takdir sedangkan hukum adalah syariat,
di mana seorang harus beribadah berdasarkan syariat, bukan berdasarkan takdir.

====

يَقُولُ هَلْ مِنْ نَصِيحَةٍ

بِقُدُومِ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ؟

النَّصِيحَةُ لِي وَلَكُمْ

أَنْ نَجْتَهِدَ فِي الدُّعَاءِ

أَنْ يُوَفِّقَنَا اللهُ لِلْعَمَلِ الصَّالِحِ فِيهَا

فَإِنَّهُ لَا سَبِيلَ إِلَى الْقِيَامِ بِهَذِهِ الطَّاعَاتِ

إِلَّا بِالْاِسْتِعَانَةِ بِاللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

فَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ مِنْ دُعَاءِ أَحَدِنَا

سُؤَالَ رَبِّهِ أَنْ يُعِينَهُ عَلَى الطَّاعَةِ فِيهَا

مَعَ الْاِجْتِهَادِ عَلَى بَذْلِ الْأَسْبَابِ فِي ذَلِكَ

وَسُؤَالِ اللهِ الثَّبَاتَ

وَالزِّيَادَةَ مِنَ الْخَيْرِ فِيهَا

فَإِنَّ الْمَرْءَ إِذَا حَقَّقَ فِي نَفْسِهِ

أَنَّ هَذِهِ الْعَشْرَ فِيهَا لَيْلَةٌ عَظِيمَةٌ

هِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ الَّتِي قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِيهَا

إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

أَيْ الْعِبَادَةُ فِيهَا خَيرٌ مِنْ عِبَادِةِ أَلْفِ شَهْرٍ

لَيْسَ فِيهَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

ثُمَّ رَأَى أَنَّهُ لَا يَعْلَمُ مُنْتَهَى عُمُرِهِ

وَأَنَّهُ رُبَّمَا لَا يُدْرِكُ إِلَّا هَذَا الشَّهْرَ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ

ثُمَّ يَقْبِضُهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

فَإِذَا وَقَرَ هَذَا فِي قَلْبِهِ

كَانَ مِنْ أَعْظَمِ مَا يَسُوقُهُ إِلَى الْعَمَلِ الصَّالِحِ

فِي هَذِهِ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ

فَلْيَكُنْ هَذَا الْحَادِي أَعْظَمَ حَادٍ يَسُوقُكَ

إِلَى الْحِرْصِ عَلَى الْاِجْتِهَادِ فِي الْعَمَلِ فِي اللَّيَالِي الْعَشْرِ

رَجَاءً أَنْ تُصِيبَ هَذِهِ اللَّيْلَةَ

الَّتِي كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْتِمَاسِهَا

وَيُوصِي أَصْحَابَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْتِمَاسِهَا

وَيُبَيِّنُ لَهُمْ فَضْلَهَا فَيَقُولُ

كَمَا فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ

غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

فَإِذَا كَانَ الْمَرْءُ يُغْفَرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

بِقِيَامِ لَيْلَةٍ وَاحِدَةٍ مِنْ عَشْرِ لَيَالٍ

كَانَ هَذَا مِنْ أَعْظَمِ الْغَنَائِمِ الْبَارِدَةِ

فَإِنَّكَ لَا تَعْمَلُ مُجْتَهِدًا إِلَّا فِي عَشْرٍ

ثُمَّ تُصِيبُ لَيْلَةً وَاحِدَةً

ثُمَّ يُغْفَرُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذُنُوبِكَ

فَسَيِّئَاتُكَ السَّالِفَةُ مِمَّا جَنَيتَهُ

فِي خَاصَّةِ نَفْسِكَ أَوْ فِي عَامَّةِ النَّاسِ

تَزُولُ كُلُّهَا إِذَا وَافَقْتَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ قَائِمًا

فَقَبِلَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِنْكَ

فَمَتَى شَهِدَ الْقَلْبُ هَذَا الْمَشْهَدَ

وَاسْتَحْضَرَ هَذَا الْأَجْرَ

وَعَلِمَ أَنَّ مِيقَاتَ الأَجَلِ مَجْهُولٌ

وَأَنَّ الْعَبْدَ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مَنْقُولٌ

رَأَى أَنَّ الْحَزْمَ أَنْ يَجْتَهِدَ فِي الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ

فَأَسْأَلُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يُعِينَنَا عَلَى الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ

وَأَنْ يُيَسِّرَ لَنَا الزِّيَادَةَ فِيهَا

وَأَنْ يَرْزُقَنَا مُوَافَقَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوبِ فِيهَا

وَمِمَّا يُنَبَّهُ إِلَيْهِ بَسْطًا فِي النُّصْحِ

أَنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَوِّلَ الْإِنْسَانُ عَلَى تِطْلَابِ الرُّؤَى الْمَنَامِيَّةِ

الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا أَنَّ هَذِهِ السَّنَةَ

تَكُونَ فِيهَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ كَذَا وَكَذَا أَوْ كَذَا وَكَذَا

فَإِنَّهُ لَا يُعَوَّلُ عَلَى مِثْلِ هَذِهِ الْمَرَائِيِّ

إِلَّا بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْ هَذِهِ الْعَشْرِ

وَتَكُونُ لِلْاِسْتِئْنَاسِ وَالْفَرَحِ

أَمَّا أَنْ تَكُونَ أَصْلًا لِلْعَمَلِ

فَهَذَا يُخَالِفُ أَمْرَ الشَّرْعِ

لِأَنَّ الرُّؤَى قَدَرِيَّةٌ وَالْأَحْكَامُ شَرْعِيَّةٌ

وَالْعَبْدُ مُتَعَبَّدٌ بِالشَّرْعِ لَا بِالْقَدَرِ


Artikel asli: https://nasehat.net/renungkan-jika-ini-ramadan-terakhir-anda-syaikh-shalih-al-ushaimi-nasehatulama/